Sunday, May 11, 2014

Menyiapkan Mental Anak agar Taat pada Orang Tua dan Guru

Panduan dan tips mendidik anak - menyiapkan mental anakTulisan ini akan membahas bagaimana menyiapkan mental anak agar menaati perintah dari orang tua dan guru. Pada tahun 1999 Bobbi De Porter, Presiden Learning Forum Supercamp Oceanside California USA mengatakan bahwa pendidikan seorang manusia harus didesain dengan RUMUS AJAIB 7 x 3, yaitu:


  1. Anak dalam 7 tahun pertama adalah RAJA,
  2. Anak dalam 7 tahun kedua adalah PEMBANTU (yang harus taat dalam menjalankan perintah),
  3. Anak dalam 7 tahun ketiga menjadi (MENTERI) yang bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.

Dalam postingan status FB saya hari kemarin yang bertepatan dengan kelahiran anak saya ,tanggal 10 Mei 2014 dengan genap berumur 7 tahun, seorang sahabat mengingatkan, "Pak Darko.., siap-siap loh..memasuki tahap 7 tahun ke-2 yaa...!", saya jadi merasa betapa mendidik anak itu tidak mudah. Dalam kehidupan ini, semua orang tua ingin membuat sang anak SUKSES. Tapi bagaimana orang tua dapat mengantarkan anak menuju kesuksesannya ?" Rupa-rupannya ada strateginya, dimana ORANG TUA HARUS MEMAHAMI:
  1. Siklus kompetensi dan pertumbuhan otak anak, sehingga dapat "memperlakukan" anak dengan adil.(adil disini adalah dapat menempatkan sesuatu pada tempat-nya.)
  2. Multiple intellegence anak, sehingga orang tua dapat mengetahui "bakat" dan "keunggulan" anak, sehingga dapat mengarahkannya dengan benar.
  3. Konsep "sekolah unggul" yang benar, sehingga adanya "kesepahaman" prinsip antara sekolah dan rumah, sehingga pendekatan yang dipakai sama, mengingat rumah kedua anak adalah sekolah.
Apa yang harus diperhatikan orangtua agar sukses mengantarkan sang anak sesuai dengan harapannya? Apabila 7 tahun ketiga ingin berhasil, maka 7 tahun kedua harus berhasil, dimana syaratnya 7 tahun pertama harus BERHASIL.

Apabila 7 tahun pertama dilewati oleh orangtua dengan cara yang salah, maka 7 tahun kedua, orangtua akan banyak mengalami hambatan dalam berkomunikasi dengan anaknya, akhirnya 7 tahun ketiga, si anak tumbuh menjadi pribadi yang kehilangan moral kepercayaan.

Belajar dari pengalaman yang sudah ada, apabila orangtua "salah" melakukan pendekatan terhadap anak, maka pada saat si anak menjadi dewasa nanti akan jauh dengan orangtuanya. Padahal pada masa-masa itu justru kebalikannya, orangtua yang akan "tergantung" kepada anaknya. Sedangkan dalam keadaan ini si anak malah "kurang perhatian / lupa" kepada orangtuanya.

Dengan demikian dalam menghadapi masa 7 tahun kedua, dimana anak diposisikan sebagai PEMBANTU (harus taat dalam menjalankan perintah), untuk guru atau orangtua harus mempunyai rasa percaya terhadap anaknya, serta anak akan senantiasa mendengarkan nasehat, saran, serta menerima larangan2 yang masuk akal dari guru/orangtuanya.

Timbulnya "kepercayaan" anak terhadap orangtua dan guru
Apabila orangtua/guru tanggap terhadap kebutuhan anak secara jasmani dan rohani , sehingga anak akan menanamkan rasa percaya pada orangtuanya. Inilah PR terbesar kita untuk para orangtua/guru agar "trust" anak selalu diberikan kepada kita.

No comments:

Post a Comment