Friday, May 16, 2014

Bagaimana Cara Belajar Membaca yang Efektif Untuk Anak

Panduan dan tips mendidik anak - cara membaca efektif
Belajar efektif dan berpura-pura belajar (padahal enggak) adalah dua hal yang kelihatan sama dilihat dari kebiasaan sehari-hari. Misal sama-sama meluangkan waktu belajar baik di sekolah dan di rumah, tapi kenapa hasilnya tiap anak berbeda?

Apa sih artinya belajar? Belajar dengan cara yang benar selalu memberi hasil memuaskan. Jika anak Anda belajar tetapi hasilnya seperti tidak mengetahui apa yang baru saja dipelajarinya berarti pendekatan dilakukan kurang tepat. Sebagai contoh belajar Matematika, anak-anak mempelajari aljabar sejak SD tapi ketika lulus SMA, lebih dari 50% anak-anak tidak menguasai aljabar sederhana yang merupakan "nyawa" dari Matematika. Jadi bertahun-tahun anak-anak ini belajar, hasilnya adalah penumpukan masalah seperti gunung es, lama-lama malah mencair.

Bagaimana mengajari siswa SMA integral jika aljabar SMP aja tidak menguasai? Hasilnya anak-anak ini akan jadi tambah benci Matematika dan tertekan. Anak-anak yang belajar integral setengah mati, tapi TIDAK menguasai aljabar, hasilnya adalah MATI-MATIAN MENGEJAR SESUATU YANG TIDAK MUNGKIN DICAPAI. Mereka TIDAK BISA DIMASUKKAN PADA KATEGORI BELAJAR MATEMATIKA INTEGRAL jika tidak menguasai dasar-dasarnya.

Belajar sesuatu yang sifatnya akademik itu sulit. Mengapa anak-anak ini perlu waktu yang sangat lama? Karena pendekatan yang dilakukan atas masalah yang dihadapi kurang tepat sehingga mirip dengan membuang-buang waktu untuk sesuatu yang tidak begitu jelas. Banyak sekali praktik yang "menyimpang" dan jauh dari esensi dari yang disebut belajar. Sebagai contoh pelajaran bahasa Inggris, banyak sekali buku yang mengurutkan materi kurang sistematis dan kurang terstruktur padahal yang dipelajari anak-anak itu adalah grammar. Akibatnya, satu materi belum mengendap di otak, diberikan materi lain yang tidak begitu terkait. Hasilnya anak-anak ini TIDAK MASUK KATEGORI BELAJAR meskipun dia seperti membaca buku.

Begitu juga dengan ilmu belajar membaca. Jika pendekatan yang dilakukan salah maka hasilnya tentu kurang memuaskan. Pertama yang perlu diperhatikan adalah kesiapan anak dalam belajar membaca. Tes kesiapan anak dalam dua tahapan, agar Anda tidak terkesan membuang-buang waktu.
  1. Tes pemahaman anak tentang simbol dan gambar, apakah dia memahaminya dengan baik (tes untuk anak di bawah tiga tahun)
  2. Tes pemahaman anak terhadap simbol. Apakah anak tersebut kategori hafal atau kategori faham. Karena anak yang hafal dan anak yang paham itu berbeda. Anak yg paham PASTI lebih cepat menguasai materi dibanding anak yang hafal saja tanpa memahaminya.

Ibarat anak yang hafal vs anak yang faham itu, jika dites dengan menggunakan materi yang lebih rumit, anak yang paham lebih mudah menemukan solusinya. Mungkin Anda sering menemui anak yang kelihatannya hafal rumus Matematika tapi nilainya selalu JEBLOK akibat tidak dapat memahami soal sehingga menjawab secara salah meskipun hafal rumusnya. Hakekat faham dan hafal itu dua hal yang berbeda.

Lakukan pendekatan yang tepat dalam mengajari anak ketrampilan apapun, karena itu akan seperti menghemat waktu dan energi Anda menuju kesuksesan.

No comments:

Post a Comment